Dompet Tipis Pedagang Johar Selatan Tak Mampu Bersodaqoh ke Oknum Trantib Dinas Perdagangan

Semarang,harian62.info -

Johar Selatan, Pasar Rakyat yang setiap harinya dulu digemari para ibu untuk berbelanja sayur-mayur dan kebutuhan lainya sekarang terlihat mangkrak dan sepi. 


Bangunan baru nan-megah tak mampu menopang pedagang yang dulunya berjualan di Selatan Johar.


Para pedagangnya tercecer dimana-mana, mereka berjualan di tempat lain sekarang. tempat mereka disini tidak diurus dan tampak terpakai buat tidur para pembantu bos brambang yang diberi tempat lebih besar ketimbang kami. 


Taman yang dibangunkan pupr hilang tak berbekas sekarang terang sri pedagang johar selatan.


Fasilitas yang diberikan Dinas Perdagangan melalui Kasi Trantib Dinas Perdagangan (Mrb) kepada Bos Brambang membuat iri pedagang lainya. (Pedagang Johar Selatan) mengatakan kepada kami jika tempat ini kemarin (fasum) sekarang berubah menjadi lapak pedagang, bagaimana caranya tanyakan saja ke (Kasi Trantib Dinas Perdagangan) semua berawal dari beliau.


Pur pedagang johar selatan yang sekarang berjualan di majt mengatakan, bahwa dinas perdagangan kota semarang lewat kasi trantibnya pilih yang isi dompetnya tebal, kami kan berdompet tipis jadi tidak kuat jika disuruh sodaqoh ke beliau banyak.


Mereka semua yang menempati fasum ini sebetulnya hanya mempunyai surat beberapa saja, kecuali (slr) ada banyak surat sekitar 30


Jika adil dibagi kepedagang tempat tersebut diikutkan diundian tapi kenapa baru muncul tahun kemarin, kan jadi tanda tanya ke kami pungkas pur, pedagang johar.


Pemerintah kota semarang lewat komisi b, belum memberikan komentar apapun kecuali hanya mengonfirmasi bahwa pedagang tersebut nanti akan dipanggil dimintai keterangan dan kami juga mencari bukti dan keterangan lanjutan,terang hasan anggota komisi b kota semarang.


Harga mati bagi kami, kembalikan tempat fasum kesemula jangan ijinkan siapapun menempati baik itu di utara dan selatan, biar semua pedagang tidak ada iri hati. kami sudah sering berkomunikasi tapi selalu dijegal oleh kasi trantibnya, bahkan dulu pernah ada intimidasi yang dilakukan oleh preman ke pedagang, supaya tidak ikut campur.


Apakah hal ini dibenarkan oleh komisi B dan walikota yang baru dilantik, biar masyarakat menilai keberpihakan walikota dan wakilnya yang baru, bagaimana menyikapi hal ini.



(Kriston Sinaga)

0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung