harian62.info -
Sejumlah petani di Rorotan Cilincing, Jakarta Utara, terpaksa berhutang ke rentenir seusai gagal panen akibat sawah mereka terendam banjir. "Paling ke rentenir banyak, daripada dia enggak nyawah makanya dia ke rentenir," ujar Asmat (67) Ketua Kelompok Tani Maju Bersama saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa (21/1/2025). Asmat mengatakan, beberapa petani terpaksa meminjam modal lagi ke rentenir karena masa panen awal Januari ini gagal imbas banjir.
Alhasil, jumlah padi yang dihasilkan minim dan kualitasnya kurang baik. Hal ini membuat para petani di Cilincing mengalami kerugian. Karena mengalami kerugian, para petani juga gagal membalikkan modal yang dipinjam sebelumnya dari bank.
Asmat berujar, satu hektar sawah membutuhkan modal paling sedikit Rp 10 juta. Biasanya, petani meminjam modal ke bank dan nantinya akan dipulangkan dalam jangka waktu enam bulan saat musim panen. Jika panennya bagus, para petani biasanya akan mengembalikan modal itu ke bank secara tunai. Namun, jika memang gagal panen, para petani diberikan keringan untuk mencicilnya.
"Biasanya ada keringan, bayar bisa kredit. Biasanya, kita cash hitung per panen itu enam bulan Rp.10 juta," terang Asmat. Asmat menyampaikan, para petani tak bisa mendapatkan bantuan modal lagi ke depannya jika belum melunasi semua hutang. Hal inilah yang membuat petani nekat untuk meminjam modal ke rentenir meski dengan bunga yang besar. "Kalau ama rentenir minjam Rp 1 juta, jadi Rp 1,4 juta bayarnya, itu yang kasihan tapi karena saling membutuhkan," pungkas Asmat. Untuk diketahui, sekitar 300 hektar sawah petani di Rorotan terendam banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Ditambah lagi, tak adanya saluran pembuangan air di area pertengahan sawah yang membuat air hujan lama menggenang. Petani bernama Syarif (35) mengatakan, akibat tak ada saluran pembuangan air, air hujan bisa menggenangi sawah mereka sampai berbulan-bulan. Paling cepat air hujan bisa surut sekitar 15 hari. "Tapi, agak lama bisa dua bulan, bisa sebulan, lama surutnya," ucap Syarif.
Sumber : Kompas Com
0 Komentar