Ditanya Wartawan Soal Pujian Trump atas Gencatan Senjata, Begini Jawaban Joe Biden?

harian62.info -

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi pertanyaan wartawan mengenai apakah Presiden terpilih Donald Trump dan timnya layak mendapatkan pujian atas kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang dicapai pada Rabu (15/1/2025) lalu.

Ketika ditanya siapa yang seharusnya mendapatkan penghargaan atas kesepakatan tersebut, Biden dengan tegas menanggapi, "Apakah itu lelucon?". Pemerintahan Biden berupaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza.




Biden menyoroti bahwa kesepakatan ini didasarkan pada kerangka yang sama dengan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh pemerintahannya pada Mei dan Israel telah berhasil melemahkan Hamas dengan bantuan dari AS.




"Saya tahu kesepakatan ini harus dilaksanakan oleh tim berikutnya, jadi saya meminta tim saya untuk berkoordinasi erat dengan tim yang baru untuk memastikan kita semua berbicara dengan suara yang sama, karena itulah yang dilakukan presiden Amerika," tambahnya.




Saat mengumumkan kesepakatan tersebut dengan Harris di sisinya, Biden mengakui bahwa kesepakatan itu akan dilaksanakan setelah ia meninggalkan jabatannya.




Biden mengungkapkan keyakinannya bahwa Israel dan Hamas akan mencapai fase kedua perjanjian.




"Saya juga ingin mencatat, kesepakatan ini dikembangkan dan dinegosiasikan di bawah pemerintahan saya, tetapi sebagian besar ketentuannya akan dilaksanakan oleh pemerintahan berikutnya,"




"Selama beberapa hari terakhir, kami telah berbicara sebagai satu tim," kata Biden dalam sambutannya dari Gedung Putih.




Sementara itu, Donald Trump secara terbuka merayakan berita tentang kesepakatan tersebut sebelum pernyataan resmi dari Gedung Putih dirilis beberapa jam kemudian.




Presiden terpilih juga mengklaim penghargaan untuk dirinya sendiri.




Trump menyatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak akan terjadi tanpa kemenangannya pada bulan November atas Wakil Presiden Kamala Harris. Ia juga menekankan bahwa timnya telah bekerja sama dengan tim Trump yang baru. Trump sendiri akan dilantik pada Senin (20/1/2025).




Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, bekerja sama erat dengan negosiator Biden untuk mencapai kesepakatan tersebut.




Dalam pernyataannya, Trump menyatakan bahwa Witkoff dan tim keamanan nasionalnya yang baru “akan terus bekerja sama erat dengan Israel dan sekutu kami untuk memastikan Gaza tidak pernah lagi menjadi tempat berlindung bagi teroris.”




Trump memperingatkan bahwa "neraka" akan terjadi di Timur Tengah jika para sandera tidak dibebaskan sebelum ia dilantik pada Senin (20/1/2025).




Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha agar Israel dapat melanjutkan pertempuran setelah tahap pertama gencatan senjata.




Namun, Biden bertekad untuk mencegah hal tersebut dan memastikan negosiasi terus berlanjut pada tahap kedua hingga kesepakatan tercapai. "Pertempuran akan tetap dihentikan selama pembicaraan berlangsung," menurut Biden. Biden juga mencatat bahwa meskipun masa jabatan pemerintahannya penuh gejolak, ia merasa bahwa saat ia bersiap meninggalkan jabatan, negara-negara sahabat AS berada dalam posisi yang kuat, sementara musuh-musuh AS melemah.




Ia juga menyebutkan peluang nyata untuk masa depan yang lebih baik di Timur Tengah.




“Setelah lebih dari 400 hari berjuang, hari kesuksesan akhirnya tiba,” ujar Biden.




Jumlah Korban Perang Israel-Hamas


Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.707 jiwa dan 110.265 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/1/2025), menurut Kementerian Kesehatan Gaza.




Selain itu, tercatat 1.147 kematian di wilayah Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency.




Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).




Operasi ini dilakukan untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan yang terjadi di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.




Israel mengklaim ada 101 sandera yang hidup atau tewas yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.




Hal ini terjadi setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.





Sumber : Tribun News




0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung