MEDAN, Harian62.Online-
Gejolak harga pangan yang terjadi selama satu bulan terakhir menjadi pemicu utama inflasi Sumatera Utara pada November 2023 baik secara bulan ke bulan atau tahun ke tahun.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, laju pergerakan harga atau inflasi di lima kota IHK Sumut pada November 2023 mencapai 0.45 persen secara bulan ke bulan.
"Indeks harga konsumen untuk gabungan di 5 kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara pada bulan November 2023 ini kita tercatat inflasi sebesar 0.45 persen (mtm), dan inflasi secara tahunan 3.20 persen," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin pada Berita Resmi Statistik secara daring, Sabtu (2/12/2023).
Dikatakan Hasan, kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit yang semakin pedas menjadi penyumbang utama pada tekanan inflasi yang terjadi di bulan November 2023 dengan andil masing-masing 0.31 persen dan 0.10 persen.
Tidak hanya itu, gejolak harga gula yang tinggi disebabkan ketersediaannya menipis serta harga emas yang melambung tinggi juga menjadi pemicu terjadinya inflasi pada November 2023
"Jadi dua besar komoditas dominan penyumbang inflasi kita cabai merah dan rawit yang mulai terasa pedas, kemudian juga bawang merah dengan andil 0.05 persen dan juga kita lihat gula pasir serta emas itu andilnya 0.04 persen, ini juga perlu menjadi perhatian kita di akhir tahun ini dan angkutan udara andilnya 0.03 persen," ucapnya.
Sementara itu, untuk tekanan komoditas beras terhadap inflasi November 2023 terpantau melambat yakni andilnya hanya 0.02 persen.
Meski begitu, komoditas beras tetap menjadi perhatian yang besar untuk kestabilan harganya menjelang perayaan hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
"Kita masih punya 1 bulan lagi, mudah-mudahan kita bisa mengendalikan inflasi kita sampai akhir tahun dengan baik. Kemudian beberapa komunitas yang biasanya di akhir tahun terjadi gejolak itu perlu kita berikan atensi yang lebih besar seperti beras dan cabai," katanya.
Selain itu untuk komoditas penyumbang deflasi pada November 2023 adalah daging ayam ras dengan -0.08 persen, kemudian tomat -0.06 persen, ikan dencis -0.06 persen, ikan tongkol -0.03 persen dan bensin -0.02 persen.
Kemudian, dari lima kota gabungan indeks harga konsumen (IHK), BPS Sumut merilis hanya Kota Sibolga yang mengalami deflasi yakni sebesar -0.19 persen.
Sedangkan kota lainnya mengalami inflasi, yaitu Gunungsitoli sebesar 0.69 persen, Medan 0.49 persen, Pematang Siantar 0.37 persen dan Padang Sidempuan 0.01 persen.
"Secara tahunan, Kota Sibolga mendapatkan perhatian karena mengalami Inflasi diatas 4 yaitu 4.19 persen, Gunungsitoli 3.98 persen, Padang Sidempuan 3.39 persen, Pematang Siantar 3.37 persen dan yang terakhir Kota Medan cukup terkendali yaitu 3.14 persen," pungkasnya
Sumber:Tribun
0 Komentar