Terungkap Misteri Bangunan Manusia Zaman Batu


 



Jakarta,Harian62.Online-



Para arkeolog yang bekerja dalam proyek penggalian di Arab Saudi dan Yordania, mengungkap penemuan rencana arsitektur tertua yang diketahui sejauh ini.
Pada lempengan batu yang ditemukan, terukir semacam sketsa yang merinci struktur besar yang digunakan untuk menyalurkan hewan liar seperti rusa ke dalam kandang, tempat seluruh ternak dapat disembelih.

Perangkap berburu Zaman Batu sudah ada sejak sekitar 9.000 tahun yang lalu dan disebut sebagai layang-layang dikarena bentuknya yang memang mirip layang-layang.

Perangkap kuno ini pertama kali ditemukan di gurun Timur Tengah pada tahun 1920-an oleh pilot pesawat yang melihat bentuk-bentuk menakjubkan di lanskap tersebut.

Dinding yang menyatu dan panjang, mulai dari ratusan meter hingga 5 kilometer, mendorong hewan menuju kandang besar yang dikelilingi oleh sejumlah lubang dengan kedalaman hingga 4 meter. Beberapa layang-layang gurun adalah bangunan terbesar yang dibangun dalam sejarah manusia pada saat pembangunannya.



Lebih dari 6.000 bangunan layang-layang telah ditemukan di Timur Tengah dan Asia Tengah, dan jumlah terbanyak terdapat di wilayah yang sekarang disebut Arab Saudi bagian utara, Suriah bagian selatan, dan Yordania bagian timur. Namun, fenomena arkeologi tersebut masih sedikit dipelajari.

Gambar akurat dari layang-layang raksasa tersebut menunjukkan bahwa orang yang membuat dan menggunakan perangkap tersebut memiliki pengetahuan yang canggih tentang ruang yang dirasakan serta mampu memproses informasi spasial yang kompleks.


Para arkeolog yang bekerja dalam proyek penggalian di Arab Saudi dan Yordania, mengungkap penemuan rencana arsitektur tertua yang diketahui sejauh ini.
Pada lempengan batu yang ditemukan, terukir semacam sketsa yang merinci struktur besar yang digunakan untuk menyalurkan hewan liar seperti rusa ke dalam kandang, tempat seluruh ternak dapat disembelih.

Perangkap berburu Zaman Batu sudah ada sejak sekitar 9.000 tahun yang lalu dan disebut sebagai layang-layang dikarena bentuknya yang memang mirip layang-layang.


Perangkap kuno ini pertama kali ditemukan di gurun Timur Tengah pada tahun 1920-an oleh pilot pesawat yang melihat bentuk-bentuk menakjubkan di lanskap tersebut.

Dinding yang menyatu dan panjang, mulai dari ratusan meter hingga 5 kilometer, mendorong hewan menuju kandang besar yang dikelilingi oleh sejumlah lubang dengan kedalaman hingga 4 meter. Beberapa layang-layang gurun adalah bangunan terbesar yang dibangun dalam sejarah manusia pada saat pembangunannya.

"Struktur ini sangat besar. Ketika Anda berada di lapangan, sulit untuk memahami bagaimana bangunan tersebut dibangun, bagaimana tata letak dan bentuknya," kata arkeolog Wael Abu Azizeh, kepala kantor wilayah Yerusalem/Palestina di French Institute of the Near East dan salah satu penulis utama penelitian ini.

Lebih dari 6.000 bangunan layang-layang telah ditemukan di Timur Tengah dan Asia Tengah, dan jumlah terbanyak terdapat di wilayah yang sekarang disebut Arab Saudi bagian utara, Suriah bagian selatan, dan Yordania bagian timur. Namun, fenomena arkeologi tersebut masih sedikit dipelajari.

Gambar akurat dari layang-layang raksasa tersebut menunjukkan bahwa orang yang membuat dan menggunakan perangkap tersebut memiliki pengetahuan yang canggih tentang ruang yang dirasakan serta mampu memproses informasi spasial yang kompleks.

Dalam penelitian terbarunya, para arkeolog melaporkan penemuan dua lempengan berukir yang ditemukan pada tahun 2015 di Yordania dan Arab Saudi.

Abu Azizeh adalah bagian dari tim yang menemukan salah satu artefak di bekas pemukiman di daerah Jibal al-Khashabiyeh di Yordania yang merupakan rumah bagi delapan layang-layang.

Dia mengatakan, hanya dalam hitungan detik dia tahu bahwa tanda yang dibuat pada batu sepanjang 80cm yang diperkirakan berusia 7.000 tahun itu, mewakili sebuah layang-layang di dekatnya.

"Saya memikirkan gagasan tentang layang-layang di dekatnya dan hal itu muncul sangat tiba-tiba, sangat cepat. Dan bagiku itu adalah gambar layang-layang," kata Abu Azizeh.

Rekan-rekannya di Arab Saudi menemukan batu berukir yang lebih besar di wilayah Jebel az-Zilliyat yang panjangnya hampir 4 meter. Lempengan itu menggambarkan dua layang-layang berbeda yang jaraknya hanya 120 meter. Ukiran tersebut diperkirakan dibuat 8.000 tahun yang lalu.

Bentuk, tata letak, dan proporsi ukirannya konsisten dengan sisa-sisa layang-layang yang sebenarnya, demikian temuan studi tersebut. Penggambarannya juga sesuai dengan arah mata angin: utara, timur, selatan dan barat.

Ukiran yang ditemukan di Arab Saudi dibuat dengan skala sekitar 1:175, artinya layang-layang sebenarnya berukuran 175 kali lebih besar dari ukirannya. Sedangkan layang-layang di Yordania berukuran 425 kali lebih besar dari skema yang ditandai pada lempengan lain yang ditemukan.

"Ukirannya sangat realistis dan akurat, dan terlebih lagi sesuai skala," kata studi tersebut.

Satu-satunya pengecualian adalah gambaran lubang dalam yang terlalu besar, yakni lingkaran pada batu, tempat hewan-hewan tersebut akan disalurkan sebelum disembelih.

Abu Azizeh mengatakan lubang-lubang tersebut hampir tidak terlihat jika direproduksi sesuai skala, dan ukuran yang berlebihan mungkin menunjukkan pentingnya lubang tersebut sebagai lokasi di mana hewan-hewan tersebut sebenarnya disembelih.

Meskipun ada ukiran kuno di Eropa yang dianggap menggambarkan peta, dan penggambaran layang-layang berburu yang lebih kasar telah ditemukan, kedua lempengan berukir ini adalah gambar skala tertua yang diketahui.

Tidak banyak informasi tentang orang-orang yang membuat layang-layang tersebut. Kemungkinan besar ini adalah proyek berskala besar yang melibatkan upaya kolektif dan investasi dari kelompok besar. Bangunan layang-layang ini juga memungkinkan komunitas di zaman itu berburu hewan dalam jumlah besar sekaligus.



Sumber:Detik


0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung