Cacat Mulai Kecil , Seorang Pemuda Di Madina Butuh Uluran Tangan

 




Madina, Harian62

Sangat miris nasib Akmal Hidayat (21) warga Desa Huta Baringin kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal ( Madina) , Sumut sejak kecil mengalami kecacatan. Kecacatan Akmal berawal dari sakit keras disaat umur satu tahun kemudian merambah ke sarafnya. 


Amir Hamzah Daulay (44) ayah dari Akmal mengatakan anak pertama itu lahir di Jakarta saat beliau sedang merantau.


" Selama tujuh tahun bersama ibu Akmal ( kandung) yang sekarang sudah jadi mantan istri mengurusi bersama di Jakarta hingga akhirnya berpisah pada tahun 2007, kemudian saya bersama anak saya pulang ke kampung" ucapnya di rumahnya, Jumat, (04/08/2023).


Dikatakan Amir Hamzah yang akrab disapa Bangun, memang sulit mencari nafkah sambil jaga anak dalam keadaan disabilitas  (cacat), 


" Saya kerja serabutan selama ini semenjak pulang kampung dikarenakan bersamaan mengurusi anak dan mencari nafkah. Disaat Alm. ibu saya masih hidup masih bisa membantu menjaga anak saya walaupun untuk menyuapi makannya namun kini ibu telah telah tiada, saat ini sangat sulit membagi waktu untuknya" Tambahnya


Kondisi Akmal dari kecil kian kurus hingga kini berumur 21 tahun. Kondisi Akmal dengan cacat tidak bisa jalan hanya merangkak dengan lutut serta bicara tidak jelas sehingga kadang tidak diketahui apa yang dia rasakan, apa ada yang sakitnya dan lainnya.



" Untuk mengambil makannya sendiri tidak bisa dilakukannya, makanya kondisi susah saat ini meninggalkan. Terkadang jikalau saya bekerja sebagai sopir panggilan anak saya hanya makan pagi saja kemudian baru makan disaat malam hari disaat saya pulang. Terkadang dititipkan kepada tetangga namun tidak selalu tetangga bisa dan ada" lanjutnya.


Akmal sering puasa Sunnah Senin-Kamis semenjak dia berumur 10 tahun diajari neneknya dikala hidup. Ini memang anugrah dari yang kuasa kepada Bangun dan anaknya Akmal.


" Pernah ada dulu kursi roda namun Akmal kurang suka memakainya. Terkadang Akmal keluar rumah secara merangkak dengan lututnya terkadang terlihat berdarah karena tidak ada alas khusus hanya celana panjangnya saja" bebernya


Diterangkan Bangun, Ada dua anaknya lagi selain Akmal dari pernikahan dengan yang lain setelah pisah dari ibu kandung Akmal dan pernikahan itu juga sudah pisah (cerai). 


" Kondisi 3 anak, anak kedua sudah tingkat lanjutan dan sibungsu di tingkat dasar jelas butuh biaya pendidikan dan dan nafkahnya, namun kondisi saat ini sulit sekali mendapat rupiah dikarenakan bersamaan menjaga (marorot) Akmal dan bekerja sehingga sulit dapat penghasilan yang memadai" sambungnya


Akmal belum memiliki data identitas kependudukan dan tidak pernah sekolah selama ini.


"Baru kita usulkan untuk memberkasi data kependudukan kepada Bapak Ringgo Siregar ketua Karang Taruna Kecamatan Siabu untuk dibantu mendapatkan identitas Akmal " lanjutnya


Bangun (ayah Akmal) sangat berharap punya usaha sendiri didekat rumah sehingga dia bisa mengurusi anak-anaknya. 


"Apalah daya untuk usaha sendiri dikarenakan tidak punya modal, tentu sangat berharap kepada pemerintah untuk difasilitasi serta dermawan dan yayasan amal untuk membantu kami, saya sangat ingin melihat anak saya punya alat bantu bergerak meskipun seadanya" imbuhnya. 



(WARTAWAN : MARTUA LUBIS)

0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung