Zelensky Klaim Rusia Tanam Jenis Alat Peledak di PLTN Zaporizhzhia

 


Harian62.online--

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding pasukan Rusia menanam alat peledak di atap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.


"Kami mendapat informasi dari intelijen kami bahwa militer Rusia telah menempatkan benda-benda menyerupai bahan peledak di atap beberapa unit PLTN Zaporizhzhia. Mungkin untuk mensimulasikan serangan terhadap PLTN," kata Zelensky dalam Twitnya, Rabu (5/7).

Zelensky menegaskan Rusia merupakan satu-satunya sumber bahaya bagi PLTN yang kini berada di bawah kendali Kremlin.


Menurutnya, Moskow hendak melancarkan "kejahatan baru" setelah menyerang pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kakhovka beberapa waktu lalu. Serangan baru ini, kata Zelensky, kemungkinan dilakukan lantaran tak ada tanggapan berarti dari dunia atas insiden di Kakhovka.


"Merupakan tanggung jawab setiap orang di dunia untuk menghentikannya. Tidak ada yang boleh mengesampingkan hal ini karena radiasinya memengaruhi semua orang," ucap Zelensky.

Zelensky melontarkan tudingan ini usai Renat Karchaa, penasihat kepala Rosenergoatom yang merupakan anak perusahaan raksasa energi atom milik Rusia Rosatom, mengatakan bahwa pasukan Ukraina berencana menyerang PLTN Zaporizhzhia dengan amunisi yang dicampur limbah nuklir.


"Pada 5 Juli, di bawah kegelapan, pasukan Ukraina akan mencoba menyerang PLTN Zaporizhzhia menggunakan peralatan presisi jarak jauh dan drone serang kamikaze," katanya kepada saluran TV Rossiya 24, seperti dikutip Russia Today, Selasa (4/7).


Dia menyebut Kyiv juga akan mencoba menyerang pabrik menggunakan rudal balistik taktis Tochka-U buatan Soviet. Menurutnya, amunisi pasukan militer telah diisi dengan limbah radioaktif yang dikumpulkan dari PLTN di Ukraina Selatan itu.

Aksi saling tuduh ini pun direspons oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dalam keterangannya pada Rabu (5/7), IAEA menyatakan tak ada indikasi ranjau atau bahan peledak di PLTN.


Meski begitu, IAEA meminta akses tambahan ke situs tersebut guna mengonfirmasi lebih lanjut.


"Akses ke atap unit reaktor 3 dan 4 sangat penting, serta akses ke ruang turbin dan beberapa bagian dari sistem pendingin PLTN," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, seperti dikutip media.

Sejak invasi pecah, Ukraina dan Rusia memang kerap saling tuduh soal rencana serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia. Dunia pun dibuat was-was imbas klaim-klaim sepihak tersebut.


Rusia sendiri sejauh ini telah merespons tudingan Ukraina tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa ancaman sabotase memang ada, namun dilakukan oleh Ukraina.


"Situasinya cukup tegang karena memang ada ancaman sabotase besar oleh rezim Kyiv, yang bisa menjadi bencana besar dalam konsekuensinya," katanya, seperti dikutip Reuters.


"Rezim Kyiv telah berulang kali menunjukkan kesediaannya untuk melakukan apa saja. Oleh karena itu, semua tindakan sedang diambil untuk melawan ancaman semacam itu."

Sumber: cnnindonesia

0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung