Harian62.online--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi hujan petir kemungkinan terjadi di Gorontalo, Tarakan, dan Manado pada Senin, 3 Juli 2023. Sedangkan hujan intensitas sedang diperkirakan terjadi di Denpasar, Banjarmasin, Ternate, dan Mamuju.
BMKG juga memprediksi hujan dengan intensitas ringan bakal turun di Bengkulu, Jambi, Palangkaraya, Samarinda, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Kupang, Jayapura, Manokwari, Makassar, Palembang, dan Medan.
BMKG juga memperkirakan adanya kabut di Jambi dan Pekanbaru. Suhu udara berkisar antara 20-34 derajat Celcius dengan suhu terendah di Bandung. "Suhu tertinggi di Semarang dan Surabaya. Prakiraan berbasis dampak hujan lebat dengan status siaga terjadi di Sulawesi Utara," demikian dikutip dari keterangan BMKG.
Badan ini juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 3-4 Juli 2023.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur - selatan dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot. “Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan P. Rote dan Laut Arafuru,” seperti yang dikutip dari BMKG.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kep. Mentawai, perairan barat P. Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten, Samudra Hindia selatan Banten - Jawa Barat, perairan selatan P. Rote, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Arafuru bagian selatan.
Perlambatan kecepatan angin
BMKG memantau sirkulasi siklonik di Kalimantan Tengah bagian utara, dan Samudra Hindia barat Bengkulu. “Sistem tersebut membentuk daerah konvergensi memanjang dari Selat Makassar hingga pesisir timur Kalimantan Timur, dan dari pesisir barat Bengkulu hingga Samudra Hindia barat Bengkulu,” demikian keterangan BMKG.
Ada juga daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang terpantau memanjang dari Laut Andaman hingga pesisir timur Thailand, dari Samudra Pasifik timur Filipina hingga Filipina bagian selatan, di Laut Cina Selatan. Di Indonesia terlihat dari Selat Karimata hingga Kep. Riau, dari Laut Cina Selatan hingga Sabah, dari Selat Karimata hingga Kalimantan Selatan, dari Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Jawa Timur. Juga dari Laut Sulawesi hingga Selat Makassar, dari Laut Arafuru hingga Pulau Timor, dan dari Papua Tengah hingga Teluk Cendrawasih.
Selain itu, ada daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Cina Selatan, Laut Banda, Laut Flores hingga Laut Jawa, Samudra Hindia selatan NTT hingga barat daya Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra Barat hingga Aceh, dan dari Laut Arafuru hingga Laut Aru. Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi itu.
Sumber:tekno.tempo.co
0 Komentar