Tanda Kekerasan Psikis dalam Hubungan, Posesif dan Suka Mengontrol Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanda Kekerasan Psikis dalam Hubungan, Posesif dan Suka Mengontrol

 


Harian62.online- Kekerasan dalam hubungan atau abusive relationship adalah istilah untuk menggambarkan perilaku kasar atau kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya. Tak hanya secara ini, tindakan tersebut juga bisa menyerang psikis atau kondisi mental seseorang. 

Sering kali, sulit untuk mengidentifikasi kekerasan psikis dalam hubungan karena disalahartikan sebagai bentuk cinta yang berlebihan. 

Tanda adanya kekerasan psikis dalam hubungan

 “Banyak orang yang salah mengidentifikasi kekerasan sebagai bentuk cinta. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui beberapa tanda perilaku kekerasan dalam hubungan,” kata Executive Director Yayasan Pulih, Dian Indraswari.

Dalam peluncuran kampanye “Abuse is Not Love” kolaborasi YSL Beaute dan Yayasan Pulih yang digelar di Jakarta Selatan kemarin, ia membagikan sejumlah perilaku yang kerap dilakukan pasangan dalam hubungan yang diwarnai kekerasan secara psikis.

1. Manipulatif

 Menurut Dian, pasangan yang selalu menempatkan kita di posisi yang salah, dan membuat kita terpaksa menyutujui semua pendapatnya adalah tanda dari sifat pasangan yang abusive. “Kadang pasangan memanipulasi, membuat kita jadi selalu salah, membuat merasa kita ini error, dan itu terjadi secara terus menerus,” kata Dian.

Selain itu, manipulasi ini juga biasanya dibungkus dengan kata, seperti “ini demi kebaikan untuk kamu” ataupun “aku melakukan ini karena peduli sama kamu”.

Padahal, hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling menghargai dan tidak memaksakan kehendak. 

“Setiap orang punya freedom, tapi ketika kita dipaksa melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan, nah itu salah satu tanda kekerasan atau abuse,” lanjut Dian.

2. Suka mengatur 

Suka mengatur atau controlling juga merupakan tanda adanya kekerasan dalam hubungan, yang menurut Dian, biasanya ditunjukan oleh hal-hal kecil. “Ketika mau pergi ke suatu tempat dilarang, bergaul dengan seseorang dilarang, bahkan cara berpaikanpun terkadang diatur,” jelas Dian.

Lebih lanjut, dian mengatakan bahwa controlling yang dilakukan pasangan membuat seseorang tidak mempunyai kebebasan dalam bertindak. 

Hal ini akan menimbulkan snowball effect jika dilakukan secara terus menerus dapat memicu terjadinya kekerasan fisik.

3. Intrusif 

Banyak orang menyalahartikan perilaku intrusif sebagai bentuk cinta seseorang pada pasangannya, padahal intrusif adalah bentuk kekerasan dalam suatu hubungan.

“Meminta password, minta share location, atau video call. Nah itu perilaku intrusif yang bisa jadi tanda adanya kekerasan, karena dari hal-hal kecil bisa jadi hal besar,” kata Dian.

 Perilaku intrusif ini dapat membuat hubungan menjadi tak nyaman, dipenuhi rasa curiga dan merusak batasan privasi dalam suatu hubungan.

Selain itu, ada juga beberapa perilaku yang sering dilakukan pasangan abusive dalam suatu hubungan, seperti sering memberi silent treatment, sering mengancam dan meremehkan.

Sikap cemburu berlebihan, sering mengintimidasi, bahkan mengisolasi pasangan dari lingkungannya juga sama buruknya.

Sumber: lifestyle.kompas.com

0 Komentar

KLIK DISINI untuk bergabung